Ini Tanggapan Ibnu Sina Terkait Penggarapan Film JSS

hallobanua.com, BANJARMASIN - Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina angkat bicara terkait pembuatan film Jendela Seribu Sungai (JSS). 

Film garapan Radepa Studio dengan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebesar Rp 6,6 miliar tersebut, dibicarakan hangat di Kota Banjarmasin. 

Saat diwawancara, Ibnu Sina mengungkapkan bahwa sebenarnya pembuatan film itu tidak ada kontroversi. 

Bukan tanpa alasan, karena rencana pembuatan film tersebut kata dia sudah sangat lama digaungkan. 

"Pada saat launching buku novel itu sudah sampai pada wacana kalau buku ini laris maka alangkah baiknya ini diangkat ke layar lebar," ungkap Ibnu Sina, Kamis, (17/11/22). 

Ibnu mengatakan, pembuatan film memperkenalkan wisata di Banjarmasin dengan anggaran Rp 6,6 miliar tentunya tidaklah abal-abal 

Ia bilang, jika dibandingkan dengan anggaran anggaran infrastruktur Kota Banjarmasin sangat jauh. 

"Untuk anggaran infrastruktur saja hampir Rp 400 miliar. Apalagi untuk pendidikan, kesehatan, hampir Rp 600 miliar. Kalau dibandingkan dengan Rp 6 miliar untuk membuat sebuah film, apalagi saat ini kan banyak daerah yang membuat film. Bisa ditanding berapa anggarannya," jelasnya. 

Pucuk pimpinan Kota Baiman itu juga mengatakan bahwa apa yang dilakukan dengan pembuatan film ini merupakan keberpihakan Pemko Banjarmasin terhadap para budayawan dan para pelaku ekonomi kreatif yang berkecimpung di sektor film, videotografis, cenematografi 

"Tidak ada salahnya keindahan kota, objek-objek wisata di Banjarmasin ini diangkat ke layar lebar,"kata Ibnu. 

Terkait dirinya yang turut berperan dalam film tersebut, menurutnya jika adegannya dihilangkan pun tidak menjadi masalah buatnya pribadi. 

"Kan itu paling tidak cuma 15 detik sampai 30 detik sebagai cameo. Kan bukunya ada," jelasnya. 
Ibnu Sina kembali membandingkan dengan Kepulauan Bangka Belitung yang awalnya tidak dikenal hingga kini dikenal dengan negeri laskar pelangi. 

Hal tersebut dikarenakan film Laskar Pelangi yang sangat booming, yang mengakibatkan Kepulauan Bangka Belitung sangat dikenal hingga kini. 

Meski demikian ia mengaku dengan film Jendela Seribu Sungai ini pihakya belum bisa memastikan apakah bisa sama suksesnya dengan film Laskar Pelangi. 

"Kita tidak bisa menjamin juga akan sukses. Tapi kita melakukan upaya lewat film itu ya tidak ada salahnya," paparnya. 

"Kemudian tanyakan saja kepada sutradaranya, apakah biaya Rp 6 miliar ini untuk korupsi, itu tidak. Karena memang segitu biayanya," lanjutnya. 

Ia juga membandingkan dengan penggarapan film Syech Arsyad Al Banjari yang masih dalam proses pembuatan. 

"Kenapa itu sepi-sepi saja tidak ada yang protes. Tapi ketika Banjarmasin kenapa protes film Jendela Seribu Sungai. Jadi saya kira seharusnya fair saja menilainya," cetus Ibnu. 

Ia juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat DPRD Kota Banjarmasin akan memanggil terkait untuk Rapat Dengar Pendapat (RDP). 

"Silahkan saja kalau terkait anggaran. Jadi kalau tidak tahu bertanya. Karena Dinas ini kalau tidak ditanyakan mereka tidak akan menyampaikan,"kata Ibnu. 

"Kan di Dinas itu banyak juga anggaran yang harus disampaikan. Oleh karena itu kami menghargai hak anggaran, dan ini juga sudah di ketuk palu dan anggarannya juga ada," pungkasnya. 

Ibnu pun bilang, jangan sampai fungsi dewan malah tidak mendukung program pemerintah Kota Banjarmasin. 

"Silahkan laksanakan tugas fungsi dan pengawasan, namun kegiatan dan proyek kan harus dilaksanakan," tutupnya. 

Penulis : rian akhmad/may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya