DKP3 Banjarmasin Pastikan Banjarmasin Masih Aman Virus Flu Burung

hallobanua.com, BANJARMASIN - Belum selesai dengan Covid-19, ancaman virus Flu burung kembali melanda di wilayah Asia Tenggara. 

Diketahui, virus penyebab flu burung baru-baru saja dilaporkan membuat seorang anak perempuan berusia 11 tahun di Kamboja meninggal dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun menyoroti kembalinya kasus flu burung pada manusia itu. 

Di Indonesia sendiri, baru saja diketahui sejumlah unggas milik warga di Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat terkonfirmasi positif flu burung. 

Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Cimahi mencatat sebanyak 172 ternak warga seperti ayam, entok, kalkun, dan unggas lainnya terpapar virus influenza type A subtipe H5 dan H7. 

Adanya kasus itu membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB) akibat virus flu burung, utamanya flu burung Clade 2.2,4.4b atau dikenal juga dengan sebutan Highly Pathogenic Avian Influenza (HAPAI), yang diketahui juga terdeteksi telah masuk ke Indonesia. 

Lantas, bagaimana dengan Kota Banjarmasin? Menjawab itu, Kepala dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Makhmud, mengakui saat ini belum ada temuan kasus flu burung di Banjarmasin.  

"Beberapa hari yang lalu, kami melakukan pemeriksaan secara acak pada 40 ekor unggas milik peternak dan penghobi. Dan Alhamdulillah semuanya negatif dan tidak ditemukan adanya indikasi terpapar virus flu burung," ungkapnya, Kamis (02/03/23). 

Akan tetapi, sebagai langkah antisipasi, pihaknya tetap melakukan edukasi serta penyuluhan kepada peternak dan penghobi unggas di Kota Seribu Sungai ini.  

"Kami minta peternak dan penghobi unggas untuk menjaga kebersihan kandang. Jangan sampai kotorannya menumpuk," katanya. 

Pasalnya, faktor utama yang membuat unggas bisa terkena virus flu burung itu kata dia adalah kurangnya kehigienisan kandang. 

Selain itu, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) juga mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor PV.03.01/C/824/2023. 

Isinya yakni Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Flu Burung (H5N1) Clade Baru 2.3.4.4b yang telah terbit, warga diminta untuk tidak takut mengkonsumsi daging ayam atau itik di pasaran. 

Kabid Peternakan, DKP3 Kota Banjarmasin, drh Teuku Inayatsyah pun menjamin, daging unggas yang dijual itu sudah melalui pemeriksaan secara klinis oleh petugas kesehatan hewan di Rumah Potong Unggas (RPU) Basirih. 

"Khusus untuk daging unggas dari Kabupaten tetangga harus lewat RPU pemotongannya. Di sana sudah ada dokter hewan yang standby untuk mengawasi kondisi kesehatan ayam yang akan dipotong," tambahnya 

Adapun daging unggas yang datang dari luar pulau seperti dari Pulau Jawa, menurutnya daging tersebut sudah terjamin kehigienisannya lantaran dalam bentuk daging beku. 

"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir," pintanya. 

Disamping itu, guna mencegah terjadinya kasus flu burung di Banjarmasin, Ia mengaku rutin melakukan penyemprotan cairan desinfektan di lokasi peternakan dan RPU. 

"Jika ada unggas yang disinyalir mati karena terpapar virus flu burung, maka harus unggas itu harus dipisahkan dari kandangnya, kemudian dibakar lalu dikubur dalam tanah," pungkasnya. 

Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya