Peredaran Narkotika Di Kalsel Masih Tinggi

hallobanua.com, BANJARMASIN - Angka peredaran narkotika di Indonesia diketahui kian tahun mengalami peningkatan.

Hal itu disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI), Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose, saat kunjungan ke Banjarmasin pada Rabu (6/9/2023).

Diketahui, BNN RI dan Polri mengungkap, sebanyak 43.099 kasus tindak pidana penyalahgunaan narkoba pada 2022. Dari jumlah tersebut, ditemukan sebanyak 50.721 tersangka laki-laki dan 4.731 tersangka lainnya adalah perempuan.

"Di Indonesia suplainya meningkat, tapi penangkapan yang kita lakukan naik juga," ungkap Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose, usai mengisi acara Kuliah Umum di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin.

Tingginya suplai kata dia karena masih tingginya demand (permintaan) di Indonesia. Oleh sebab itu, jajarannya pun bersama stakeholder terkait terus melakukan banyak replaning and execution (rencana ulang dan eksekusi).

"Maka, boleh dikatakan kita bisa tekan peredaran sabu di Indonesia. Namun untuk ganja masih termasuk cukup tinggi," jelasnya.

Lantas, bagaimana kasus narkotika di wilayah Provinsi Kalsel? BNN Provinsi Kalsel mencatatkan sebanyak 57.723 kasus penyalahgunaan narkoba selama empat tahun terakhir. Tepatnya mulai tahun 2019 hingga pertengahan tahun 2023 ini. 

Jumlah kasus ini membawa Kalsel  sebagai salah satu provinsi tertinggi penyalahgunaan narkoba di Indonesia. 

Masuk dalam daftar sembilan besar kawasan rawan narkoba dengan prevalensi 1,8 atau 3,4 juta penduduk.

"Di Kalsel ini saya lihat cukup tinggi peredaran sabu. Kenapa? Karena memang kecenderungan perekonomian yang membaik membuat pengguna narkotika, dan tentunya pasca pandemi ini," tuturnya.

Ia pun berharap, dari provinsi Kalsel yang termasuk 139 kawasan rawan narkotika, dapat menekan peredaran barang haram tersebut.

Penulis : rian akhmad
Kalsel
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya