hallobanua.com, BANJARMASIN - Kasus kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur kembali terjadi di Kota Banjarmasin. Parahnya, pelakunya ayah kandung sendiri, tega melakukan perbuatan asusila tersebut kepada anaknya sendiri sejak berusia 10 hingga 14 tahun.
Meski tercatat sudah lebih dari 2 kasus kekerasan seksual anak di bawah umur dalam dalam 2 bulan terakhir ini. Namun, menurut UPTD PPA Kota Banjarmasin trend kasusnya belum meningkat.
"Karena masih terjadi dua bulan belakangan ini," kata Susan, Kepala UPTD PPA Kota Banjarmasin, saat dihubungi hallobanua.com, Sabtu (08/06/2024).
Diakuinya, saat ini pihaknya sedang menangani dan memberikan pendampingan terhadap korban, baik secara psikologi maupun hukum.
Dari kasus-kasus tersebut, memurut Susan penyebab yang sangat mungkin terjadi karena faktor ekonomi dan tingkat pendidikan yang rendah, serta longgarnya pengawasan orangtua serta keluarga.
"Lemahnya pengawasan orang terdekat serta perkembangan teknologi dan alasan ekonomi memang berpengaruh besar terhadap kasus asusila yang terjadi," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya selalu melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah agar pengawasan terhadap anak, terutama penggunaan sosial media bisa selalu terjaga.
"Terhadap korban, kami langsung melakukan pendampingan psikologi. Ini bisa sampai empat bahkan lima kali sesi pertemuan pendampingan. Tergantung dari hasil tenaga ahli psikologi yang memang bekerjasama dengan UPTD PPA," jelasnya.
"Di lain sisi kami juga mengedukasi keluarganya agar si anak bisa terus diawasi," sambung Susan.
Pihaknya pun meminta gara masyarakat, pemerintah maupun aparat penegak hukum harus saling peduli dan bisa bekerjasama.
"Ayah bunda sebagai orang terdekat anak, mari senantiasa awasi aktivitas anak di ranah media sosial. Termasuk interaksinya dengan sesama pengguna baik yang dikenal maupun tak dikenal, demi mencegah potensi kekerasan seksual berbasis online yang menyasar kalangan anak dan remaja. Karena ini tanggung jawab kita bersama," pungkas Susan.
Penulis : rian akhmad
Kota Bjm
