Pekan Imunisasi Nasional Dan Pencegahan Stunting Jadi Fokus PKK Kota Banjarmasin

hallobanua.com, BANJARMASIN - Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Hj Siti Wasilah membuka ESQ Personal Transformation Program di Aula Kayuh Baimbai, Rabu, (24/07/2024).

Bertajuk “Rahasia Komunikasi Positif Teknik Coaching Untuk Ibu dan Anak”, kegiatan turut dihadiri Wakil Ketua TP PKK Kota Banjarmasin, Hj Hardiyanti, Ketua DWP Kota Banjarmasin, Rusdiati, serta Coach Deni dan Coach Arif Rahman dari ESQ Kalselteng selaku Narasumber. 

Dalam kesempatan itu, Siti Wasilah menekankan pentingnya momentum hari anak untuk mengedukasi masyarakat mengenai komunikasi yang efektif antara ibu dan anak. 
 
"Topik yang diangkat hari ini sangat relevan, terlebih berdekatan dengan hari anak. Tawaran dari Coach Deni dan Coach Arif ini sangat berharga dan tidak boleh disia-siakan," ungkap Wasilah, Rabu (24/07/2024).

Dirinya menginformasikan bahwa Kota Banjarmasin baru saja meluncurkan Pekan Imunisasi Nasional dengan target 89.400 lebih anak, jumlah terbanyak di Kalimantan Selatan. 

"Kita ingin memastikan anak-anak kita terlindungi dari penyakit seperti polio yang sangat menular. Program imunisasi ini penting untuk memberikan kekebalan komunitas secara menyeluruh," tekannya.
Wasilah pun mengimbau seluruh pihak untuk mendukung kampanye ini, memastikan anak-anak usia 0-7 tahun mendapatkan vaksin polio.

"Dalam tiga periode pemberian vaksin, kami berharap semua wilayah, mulai dari Kecamatan, Kelurahan, hingga organisasi lainnya, turut membantu," harapnya.

Selain imunisasi, Wasilah juga menyoroti pentingnya penanganan stunting melalui program kunjungan Posyandu yang diluncurkan pada bulan Juni lalu, dengan tema “Gerakan Intervensi Serentak Penanganan Stunting”. 

Ia mengingatkan bahwa stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan anak, tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan otak, dan kesehatan secara umum. 

"Kita tidak ingin anak-anak kita di tahun 2045, saat kita merayakan tahun emas kemerdekaan, masih banyak yang stunting. Ini akan mempengaruhi daya saing mereka," tegasnya.

Wasilah juga menyampaikan bahwa kunjungan Posyandu pada bulan Juni meningkat, dengan 97% anak diperiksa tumbuh kembangnya, dibandingkan biasanya yang hanya 85%. 

Namun, prevalensi stunting di Kalimantan Selatan masih tinggi, mencapai 31% dari yang sebelumnya 26% di tahun 2022. Di Banjarmasin sendiri, prevalensinya turun menjadi 22%, namun masih perlu perhatian serius karena dari 10 anak, hampir 25% di antaranya stunting.
"Dari data bulan Juni, 70% anak yang diperiksa memiliki masalah gizi yang jika tidak diintervensi dapat berujung pada stunting. Saat ini ada 1.300 anak di Banjarmasin yang didiagnosa stunting dan pemerintah telah menyiapkan program penanganannya," jelasnya.

Ia pun berharap upaya-upaya ini menjadi kontribusi positif bagi Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan Indonesia.

Penulis : rian akhmad dan tim liputan
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya