hallobanua.com, BANJARMASIN - Seorang aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Barisan Anak Bangsa Anti Kecurangan (Babak) Kalsel, Aliansyah mengaku menerima ancaman serius.
Aliansyah, mengungkap bahwa dirinya mendapat ancaman melalui telepon beberapa kali.
Bahkan, pada Minggu malam, ketika ia sedang menuju rumah mertuanya di daerah Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, dirinya sempat merasa dibuntuti oleh tiga mobil, dua di antaranya adalah Toyota Avanza dan satu Honda HR-V.
"Ancaman tersebut datang melalui panggilan telepon dan penelpon memperkenalkan dirinya sebagai Muhammadun alias Madun. Ia menantang saya untuk berduel dengan senjata tajam," ujar Aliansyah. Selasa (10/9/2024)
Mengalami kejadian kurang menyenangkan tersebut, Aliansyah didampingi Kuasa Hukumnya kemudian melaporkan ancaman tersebut ke Ditreskrimum Polda Kalsel.
Dalam laporannya, Aliansyah menyertakan bukti berupa rekaman percakapan telepon berdurasi sekitar dua menit sebagai alat bukti.
Dalam rekaman itu, terdengar suara yang diduga Muhammadun berbicara dengan nada tinggi, mengajak Aliansyah untuk bertemu dan menyelesaikan masalah.
"Ketemu aku di mana, di hutankah? Dimana terserah! Ikam ku tawarkan di mana, ikam bawa parang, aku bawa parang. Ikam timpas aku dulu, imbah itu baru aku nimpas ikam. Mau ikam sekarang apa?," ucap rekaman suara dalam telpon yang mengaku sebagai Madun.
Selain itu, Budi Khairannoor kuasa hukum Aliansyah menegaskan bahwa mereka telah melacak nomor telepon pelaku melalui aplikasi pelacak identitas, dan hasilnya diduga mengarah pada seorang bernama Sirajudin yang diduga merupakan ajudan Muhammadun.
Mereka juga telah meminta pendapat dari beberapa saksi yang mengenali suara tersebut untuk memastikan identitas penelpon.
"Kami memiliki bukti kuat berupa rekaman suara dan telah melacak nomor teleponnya. Laporan ini kami ajukan untuk memproses tindak pidana sesuai dengan Undang-Undang ITE dan KUHP," ungkapnya.
"Kami memohon kepada Kapolda Kalsel untuk memanggil para pihak guna pemeriksaan penyelidikan/penyidikan atas tindak pidana yang dilakukan para terlapor," tambahnya.
Saat dikonfirmasi, Kombes Pol Erick Frendriz, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalsel, membenarkan bahwa laporan tersebut telah diterima.
Saat ini, pihaknya dalam proses penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini, termasuk membuktikan identitas penelpon dan apakah ada unsur pidana dalam ancaman tersebut.
"Segera kita selidik, karena pengancaman itu melalui telpon, kita harus buktikan siapa penelponnya. Kemudian ada bukti-bukti lainnya yang harus kita buktikan, masih panjang perjalanan kasus ini," pungkasnya.
Laporan polisi terkait dugaan ancaman itu diduga kuat buntut aksi demo LSM Barisan Anak Bangsa Anti Kecurangan (Babak) Kalsel, Aliansyah,menuntut agar jabatan Kadisdik Kalsel dicopot dari Muhammadun alias Madun, setelah viralnya cuitan seorang guru bernama Amalia Wahyuni menegur Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kalimantan Selatan, Muhammadun yang merokok di dalam ruangan ber-AC saat rapat berlangsung pada 2 September 2024 lalu itu, dan sempat ramai diperbincangkan di sosial media akhir akhir ini.
Penulis krisna
Hukum & kriminal