hallobanua.com, BANJARMASIN - Ribuan ikan di keramba milik warga di kawasan Banua Anyar, Kelurahan Benua Anyar, Kecamatan Banjarmasin Timur, mati mendadak pada Sabtu (14/12/2024).
Tak hanya disatu keramba, kejadian ini terjadi di seluruh keramba milik sejumlah kelompok pengeramba ikan yang ada di kawasan Banua Anyar.
Dari pantauan media ini, sebagian besar ikan yang ditemukan mati mendadak ini adalah jenis ikan bawal keramba.
Seperti yang terjadi di keramba milik kelompok Salamiah misal, ia menyebutkan kejadian ini telah terjadi sedari kemarin sore.
"Sejak sore kemarin, sudah mulai ada ikan yang mati," ungkapnya kepada hallobanua.com, Sabtu (14/12/2024).
Dirinya pun menduga matinya ribuan ikan yang mereka budidayakan di keramba ini akibat adanya perubahan air sungai.
"Seperti air yang turun dari persawahan atau dari akar itulah," tuturnya.
Dirinya mengaku mengalami kerugian yang cukup besar, bahkan sampai puluhan juta rupiah. Sebab pihaknya terpaksa harus menjual murah sejumlah ikan mati mendadak tersebut.
"Kita biasanya jual harga normal ikan bawal bisa mencapai Rp20 sampai 22 ribu per kilogramnya, tapi karena kejadian ini kita terpaksa harus menjual seharga Rp3 sampai R5 ribu per kilogram, untuk dijadikan bahan olahan pakan ikan," jelasnya.
Dari perhitungan, dirinya memperkirakan ikan yang mati di kerambanya sebanyak 1 ton yang sudah diangkat.
"Apalagi ini mau panen, hitungannya mungkin sekitar Rp 60 jutaan lah ruginya," pungkasnya.
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Perikanan Kota Banjarmasin, Roslina menerangkan kejadian ribuan ikan yang mati mendadak di keramba sepanjang kawasan Banua Anyar ini terjadi tanpa sempat pengeramba menyadarinya.
Dijelaskannya sebenarnya masa kritis pada air sungai sebenernya sudah lama berlalu, dan tanda-tanda akan terjadinya kematian seperti perubahan warna air, hingga kondisi ikan yang tidak mau makan pun tidak ada.
"Ini semuanya terjadi secara tiba-tiba, tanpa bisa diantisipasi oleh teman-teman pembudidaya," tuturnya.
Kejadian ini pun, dikatakannya mengulangi kejadian yang serupa pada 3 tahun yang lalu. Dimana kematian ikan mendadak ini hanya terjadi pada jenis bawal.
"Kalau jenis yang lain, seperti Patin atau Toman itu masih kuat," jelasnya.
Pasca kejadian ini, sebagai langkah tindak lanjut untuk ikan yang masih bisa dan siap panen akan langsung dipanen.
Kemudian nanti pihaknya bersama dengan dinas terkait akan melakukan pengecekkan air lebih lanjut, untuk mencari apa penyebab pasti kejadian ini.
"Kita akan mengarahkan untuk memanen lebih awal, karena tidak tau sampai kapan kondisi seperti ini akan berlangsung," pungkasnya.
Berdasarkan perhitungan kasar yang dilakukan sementara, kemungkinan ada sekitar 40 ton ikan yang mati di seluruh keramba yang ada pada kawasan Banua Anyar.
"Jika menghitung besaran kerugiannya, ini ditaksir mencapai Rp880 juta," tuntasnya.
Penulis : rian akhmad
Kota bjm