hallobanua.com, BANJARMASIN – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin tak henti-hentinya menyuarakan urgensi pengerukan atau normalisasi Sungai Martapura.
Pasalnya, sungai vital bagi Kota Banjarmasin ini kian dangkal dan belum pernah sekalipun mengalami pengerukan.
Kepala Bidang (Kabid) Sungai Dinas PUPR Banjarmasin, Hizbul Wathony, menegaskan bahwa pengerukan Sungai Martapura akan memberikan dampak signifikan dalam mengatasi banjir rob yang kerap melanda.
"Sebenarnya kalau bisa di dalami ya tentu sangat membantu mengurangi genangan karena turunnya air pusatnya di Sungai Martapura semua," ujar Thony, Senin, (21/04/2025).
Thony mengungkapkan bahwa usulan pengerukan telah berulang kali dilayangkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) hingga Pemerintah Pusat.
Kewenangan pengerukan Sungai Martapura yang merupakan bagian dari DAS Barito memang berada di tangan Balai Sungai dan Pemprov Kalsel karena menghubungkan antar wilayah.
"Sudah beberapa kali kami usulkan, bahkan diusulkan langsung pada saat ada acara kementrian. Pasti yang kami usulkan itu pengurukan Sungai Martapura," terangnya.
Ia menjelaskan, pengerukan Sungai Barito yang saat ini berjalan tidak akan banyak membantu mengatasi banjir di Banjarmasin.
"Cuma itu untuk alur kapal tongkang dan sebagainya lalu lalang. Maksud kami Sungai Martapuranya dikeruk karena secara otomatis daya tampung lebih tinggi untuk buangan air di Sungai Kelayan, Sungai Pekapuran dan lainnya," jelasnya.
Lebih lanjut, Thony mewanti-wanti bahwa kedangkalan Sungai Martapura terus meningkat. Data pengukuran tahun 2010 menunjukkan kedalaman mencapai 12 meter hingga sedimen, namun kini hanya tersisa sekitar 5-6 meter.
"Waktu itu kedalamnya masih 12 meter untuk ketemu sedimennya. Sekarang saat kami membangun perangkat eceng gondok hanya tinggal sekitar 6-5 meter saja. Kalau dibiarkan terus pasti naik lagi kedangkalannya," tuturnya.
Karena itu, PUPR Banjarmasin terus berupaya agar pengerukan Sungai Martapura segera direalisasikan, menyelaraskan dengan normalisasi sungai-sungai kecil yang telah dilakukan.
"Sudah saatnya dikeruk karena dari jaman kota ini ada mungkin sungai itu tidak pernah dikeruk," ujarnya.
Sementara itu, Walikota Banjarmasin, Muhammad Yamin mengakui pentingnya normalisasi Sungai Martapura dalam penanggulangan banjir.
Namun, fokus saat ini masih pada pengerukan sungai-sungai kecil dalam program 100 hari kerjanya.
"Fokus pengerukan sungai di tengah-tengah kota seperti Sungai Sutoyo, Sungai Japri Zam-zam dan Sungai Belitung yang kita diutamakan progres 100 hari kerja. Nanti setelah ini, baru Sungai Martapura akan coba usulkan," pungkasnya.
Penulis : rian akhmad
Kota bjm