Banjarmasin Serius Benahi TPAS Basirih, Anggaran Miliar Rupiah dan Inovasi Olah Sampah Tengah Disiapkan

hallobanua.com, BANJARMASIN - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin tengah berupaya keras menindaklanjuti lima rekomendasi dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terkait pengelolaan sampah. 

Tiga di antaranya berfokus pada rehabilitasi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPAS) Basirih, sisanya berkaitan dengan kebijakan dan peran serta masyarakat dalam penanganan sampah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love, menjelaskan bahwa lima rekomendasi Kementerian PU ini akan diselaraskan dengan sanksi administratif dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). 

Alive menyebutkan bahwa tiga poin rekomendasi terkait TPAS Basirih mencakup tindakan rehabilitasi. 

"Contohnya, pengolahan air lindi, pemilahan sampah yang hingga saat ini terus berproses," ujarnya usai Rapat Koordinasi TPAS Basirih pada Sabtu (27/6/2025) kemarin. 

Ia menambahkan bahwa jadwal untuk pengurukan (sanitary landfill) juga sudah disiapkan.

Alive pun optimis, jika rekomendasi ini berhasil diimplementasikan, TPAS Basirih sangat mungkin dapat dibuka dan dimanfaatkan kembali. Namun, ada syarat penting yang harus dipenuhi

"Sampah harus benar-benar sudah terpilih dan yang boleh dibuang di sana itu harus benar-benar residu saja lagi," tegasnya.

Secara terpisah, Wali Kota Banjarmasin, Muhammad Yamin HR, mengungkapkan bahwa anggaran untuk menerapkan metode sanitary landfill atau pengurukan timbunan sampah di TPAS Basirih menggunakan tanah merah telah dialokasikan melalui APBD Perubahan 2025. 

"Sudah kita anggarkan mungkin kurang lebih Rp. 3 miliar Rp. 4 miliar untuk pengurukan," beber Yamin Sabtu kemarin.

Prioritas pengurukan akan difokuskan pada tumpukan sampah yang sudah puluhan tahun, sesuai dengan aturan yang berlaku. 

Sementara itu, tumpukan sampah yang usianya masih baru akan diupayakan untuk diolah dan dimanfaatkan kembali.

Yamin juga menyatakan komitmen Pemko Banjarmasin untuk mengembangkan inovasi pengolahan sampah. 

"Misalnya pengolahan sampah RDF (Refuse Derived Fuel) nanti akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga ini akan kita tindaklanjuti ke depan," tuturnya. 

Pengolahan RDF sendiri adalah proses mengubah sampah menjadi bahan bakar alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk pembangkit listrik atau keperluan industri.

Selain itu, Pemko Banjarmasin juga akan memaksimalkan pengolahan sampah organik, mengubahnya menjadi pupuk kompos dan pakan ternak maggot. 

"Untuk kompos kita kerjasamakan dengan pertanian dan perkebunan. Sedangkan maggot ini bisa pangan ikan dan ternak," jelas Yamin.

Upaya-upaya ini, menurut Yamin, sangat penting untuk mengurangi volume sampah yang saat ini masih dibuang ke TPA Banjarbakula.

Pengurangan Sampah dari Sumber dan Tantangan Kuota Pembuangan

Yamin menambahkan bahwa Pemko Banjarmasin terus mengupayakan pengurangan sampah dari sumbernya, antara lain dengan memaksimalkan Bank Sampah, Tempat Pengolahan Sampah 3R (TPS3R), dan Pusat Daur Ulang (PDU).

"Hingga saat ini kita masih membuang di TPA Banjarbakula dan kita sudah diingatkan jumlah pembuangan sampah dikurangi mulai Agustus mendatang menjadi 100 ton sampah saja," tuturnya. 

Ini merupakan penurunan signifikan, mengingat selama ini Banjarmasin membuang lebih dari 200 ton sampah per hari di sana.

"Makanya kita fokus pengurangan sampah," pungkas Yamin.

Penulis : rian akhmad

Kota bjm

Baca Juga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya