hallobanua.com, BANJARMASIN - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) telah siap dalam penanganan limbah hewan kurban di momen Idul Adha 1446 H ini.
Langkah ini diambil untuk mencegah potensi pencemaran lingkungan dan penyebaran penyakit.
Kepala DKP3 Kota Banjarmasin, Yuliansyah Effendi menjelaskan, meskipun secara teknis pengelolaan limbah kurban berada di bawah kewenangan DLH, namun pihaknya tetap menjalin koordinasi erat.
"Masalah limbah memang tanggung jawab DLH, tetapi kami di DKP3 juga membantu. Himbauan teknis terkait kurban sudah kami sampaikan dalam surat edaran," ujar Yuliansyah pada Sabtu (07/06/2025) di Masjid Al Jihad Banjarmasin.
Yuliansyah juga mendorong agar pemotongan hewan kurban dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) demi menjaga kebersihan dan kelayakan daging. Hingga saat ini, sekitar 110 ekor sapi telah terdaftar untuk disembelih di RPH.
"Kami memang belum membuka pemotongan untuk umum secara penuh di RPH, tetapi ini adalah langkah awal agar masyarakat terbiasa dengan proses yang lebih higienis. Ke depan, kami harap kesadaran masyarakat semakin meningkat," harapnya.
Sementara itu, Kepala UPTD RPH Basirih, Drh. Annang Dwijatmiko, mengungkapkan pengelolaan limbah cair, khususnya darah hewan kurban, masih menjadi tantangan teknis.
"Darah sebenarnya bisa diolah menjadi tepung darah, tapi proses itu membutuhkan peralatan kompleks yang belum tersedia," kata Drh. Annang.
Untuk sementara, RPH hanya dapat melakukan perlakuan agar darah tidak mencemari lingkungan,
"Untuk saat ini, kami hanya bisa melakukan perlakuan agar darah tidak mencemari lingkungan, biasanya dengan disinfektan dan kapur," jelasnya.
Berbeda dengan limbah cair, limbah padat seperti kotoran hewan dapat diolah dengan metode fermentasi menggunakan EM4 untuk dijadikan pupuk kompos yang bermanfaat bagi petani.
Drh. Annang turut menekankan pentingnya pengawasan terhadap limbah dan kesehatan hewan untuk mencegah penularan penyakit zoonosis dari hewan ke manusia.
"Tim pengawasan dari DKP3 mulai bertugas sejak hari H Idul Adha, dengan fokus pemeriksaan ante-mortem dan post-mortem," paparnya.
"Jika ditemukan tanda-tanda penyakit, daging tersebut akan langsung dieliminasi dan tidak dibagikan kepada masyarakat," tuturnya.
Pengelolaan limbah kurban sebenarnya bukan hal baru di Banjarmasin. Namun, dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya sanitasi dan kesehatan masyarakat, pihaknya berharap seluruh proses kurban di masa mendatang dapat berjalan lebih tertib dan aman, baik bagi lingkungan maupun masyarakat.
Penulis : rian akhmad
Kota bjm