Hallobanua.com, Pelaihari - Pemerintah Kabupaten Tanah Laut melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi nasional yang digelar Kementerian Dalam Negeri secara virtual. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Andres Evony bersama seluruh anggota TPID Tanah Laut di ruang VIP Lounge Kantor Bupati Tanah Laut, Senin (11/8/2025).
Dalam acara tersebut hadir perwakilan dari Sekretariat Daerah, Polres, Kodim 1009 , Kejaksaan, Diskominfo, Dinas Pertanian, Diskopdag, Dinas Disnaker, Bapperida, Dishub, BPS, Bagian Perekonomian dan DKPP.
Rapat ini juga membahas perkembangan inflasi bulan Juli 2025 serta tren awal Agustus 2025, baik di tingkat nasional maupun daerah.
Kelompok pengeluaran yang memberikan andil terbesar pada inflasi Juli adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan kontribusi 1,25% , diikuti kelompok penyediaan makanan-minuman/restoran sebesar 0,58%, dan perawatan pribadi serta jasa lainnya sebesar 0,48%. Komoditas utama pendorong inflasi meliputi bawang merah, cabai rawit, tomat, minyak goreng, nasi dengan lauk, dan sigaret kretek mesin.
Pada awal Agustus 2025, harga cabai rawit mulai menunjukkan tren penurunan, namun bawang merah dan beras masih menjadi perhatian karena kenaikan harga terjadi di ratusan kabupaten/kota. Inflasi sektor pendidikan juga meningkat seiring tahun ajaran baru, dengan kenaikan tertinggi pada jenjang TK (1,29%), SD (1,35%), SMP (1,16%), dan lembaga bimbingan belajar (1,91%).
Kemendagri juga menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam menjaga kestabilan harga, mendorong ketersediaan pasokan, serta mengantisipasi potensi kenaikan harga komoditas pangan strategis. TPID Tanah Laut menyatakan komitmennya untuk terus melakukan pemantauan harga dan pasokan secara rutin, terutama menjelang momen-momen strategis yang berpotensi memicu inflasi.
(Shinta)
