hallobanua.com, BANJARMASIN - Kasus kekerasan berbasis digital di Kota Banjarmasin menunjukkan tren yang sangat mengkhawatirkan, terutama pada anak-anak.
Data dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kota Banjarmasin mencatat adanya peningkatan signifikan korban anak di tahun 2025 dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala DPPPA Kota Banjarmasin, Muhammad Ramadhan, mengungkapkan, meskipun kekerasan digital telah menjadi perhatian sejak 2024, lonjakan korban anak di 2025 sungguh memprihatinkan.
Sementara di tahun 2024 hanya tercatat dua korban anak, di tahun 2025 jumlahnya meningkat tajam menjadi setidaknya enam anak yang menjadi korban.
Enam kasus kekerasan digital yang melibatkan anak di tahun 2025 memiliki modus yang beragam.
Ramadhan menjelaskan, lima di antaranya berkaitan dengan perkelahian fisik yang dipicu oleh status WhatsApp yang viral.
"Satu kasus lainnya melibatkan anak yang ketahuan sering saling berkirim video porno hingga membuat orang tuanya syok," ujar Ramadhan, Baru-baru tadi.
Fenomena ini menambah panjang daftar kasus kekerasan digital yang terjadi, termasuk kasus tahun 2024 seperti foto bugil yang disebarluaskan teman sekolah hingga ancaman penyebaran foto dan video bugil.
Pihaknya juga sebelumnya mencatat bahwa kasus di tahun 2024 melibatkan empat perempuan dewasa dengan modus mulai dari perekaman video call sex tanpa izin, penipuan di TikTok, hingga pelecehan seksual via chat anonim di Telegram.
Ramadhan menegaskan bahwa pihaknya akan terus berupaya melakukan edukasi dan pendampingan bagi korban agar kasus serupa tidak semakin meluas.
"Kami mengingatkan para orang tua agar lebih mengawasi aktivitas digital anak. Jangan sampai ruang digital yang seharusnya positif justru berubah menjadi ladang kekerasan," ujarnya.
Ramadhan pun berharap pengawasan orang tua menjadi kunci untuk menekan angka kekerasan digital, terutama setelah lonjakan kasus anak di tahun 2025.
Penulis : rian akhmad
Kota Bjm