Target Akhir Tahun: Rumah Maggot Banjarmasin Siap Reduksi 25 Persen Sampah Domestik


hallobanua.com, BANJARMASIN – Upaya Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin dalam menangani sampah domestik menunjukkan kemajuan signifikan. 

Proyek pembangunan rumah maggot di Kota Seribu Sungai saat ini telah mencapai 75 persen dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025 ini.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love, menyatakan bahwa proses pembangunan yang didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) ini kini memasuki tahap akhir, yaitu pemasangan listrik dan sambungan pendukung lainnya.

"Kami berharap tahun ini sudah bisa selesai dan segera beroperasional," kata Alive, Minggu (30/11/2025).

Target utama dari rumah maggot dua lantai yang berlokasi di kawasan pergudangan 88, Jalan Gubernur Suebarjo (Basirih), ini adalah mengatasi permasalahan sampah domestik. 

Dengan luasan bangunan 200 meter persegi, DLH optimis fasilitas ini dapat menuntaskan setidaknya 25 persen dari total sampah domestik yang dihasilkan setiap harinya di Banjarmasin.

"Saat ini, sekitar 52 persen sampah harian yang dihasilkan adalah sampah domestik. Dengan beroperasinya rumah maggot ini, paling tidak 25 persen dari jumlah tersebut sudah bisa kita atasi," jelas Alive.

Untuk memastikan suplai sampah organik sebagai pakan maggot berjalan lancar, DLH Banjarmasin telah merencanakan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak. Salah satunya pelaku usaha.

"Kita akan bekerja sama dengan sektor Hotel, Restoran, dan Kafe (Horeka) untuk menyuplai sisa-sisa sampah makanan," jelasnya.

DLH juga akan merangkul 33 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang ada di Banjarmasin.

"Kami akan ambil sisa makanan dari Horeka dan SPPG MBG. Pengelolaan akan dilakukan bertahap sambil melihat perkembangan jumlah maggot yang dibudidayakan," tuturnya.

Selain berfungsi sebagai sarana utama pengurai sampah sisa makanan, DLH Kota Banjarmasin juga memiliki visi jangka panjang untuk mengembangkan rumah maggot ini menjadi unit bisnis.

Alive menambahkan bahwa jika budidaya berjalan sukses, maggot yang dihasilkan berpotensi diolah menjadi pangan ternak, pelet, dan produk turunan lainnya yang memiliki nilai jual.

"Pertama memang arahnya untuk mengurai sampah sisa makanan. Tapi kalau bisa dikembangkan, ya nanti bisa kita budidayakan untuk dijadikan pangan ternak, pelet dan lainnya," pungkasnya.

Penulis : rian akhmad
Kota Bjm
Baca Juga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama
Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya