Cerita Penumpang Kapal Nahas, Mulai Dari Terombang Ambing di Atas Papan, Hingga Bertahan Dengan Botol Kecil Air Mineral

hallobanua.com, BANJARMASIN - Terombang ambing di tengah laut selama 16 jam, itulah yang dirasakan Mohamad Hidayatulla (19) salah satu korban kapal tenggelam di Selat Makassar. 

Diketahui, KM Ladang Pertiwi 2 yang ditumpanginya mengangkut 42 penumpang dan mengalami kecelakaan laut di Perairan Selat Makassar setelah bertolak dari Pelabuhan Rakyat Paotere Kota Makassar, menuju Pulau Kalmas, Kabupaten Kepulauan Pangkajen (Pangkep) pada Rabu (25/05/22) kemarin. 

Ia sangat bersyukur setelah menjajakan kakinya di pelabuhan Trisakti Banjarmasin pada Minggu, (29/05/22). 

Apalagi ia disambut beberapa kerabatnya yang diketahui saat ini berada di Kalimantan Selatan (Kalsel). 

Hidayatulla pun menceritakan bagaimana ia bisa bertahan dengan beberapa korban lainnya ditengah laut itu. 

"Kita bertahan diatas papan triplek yang tersusun sebanyak 5 lembar. Saya bersama 2 orang lainnya terombang ambing," ungkapnya saat diwawancara awak media. 

Lebih parahnya, mereka bertahan belasan jam dilaut hanya ditemani sebotol kecil air mineral. 

"Cuma air saja 1 botol kecil untuk 3 orang kami minum. Jadi kami irit-irit saja supaya bisa bertahan beberapa hari," ujarnya. 

Ia menceritakan sebelum kapal nahas tersebut tenggelam. Awalnya kata dia, mesin kapal mati saat berlayar, akibat kehabisan bahan bakar solar. 

"Tiba-tiba mesin kapal mati, karena kehabisan solar. Terus, ada ombak besar dua kali menghantam," jelasnya. 

"Ombak pertama menghantam kapal, dan kapal miring kekiri, dan penumpang seluruhnya ke kanan untuk mengimbangi. Dan ombak kedua msnghantam, itu yang membuat kapal tenggelam," lanjutnya. 

Ia pun mengungkapkan, saat kapal tenggelam masih banyak penumpang yang terdiri dari lanjut usia tak bisa menyelamatkan diri. 

"Masih banyak lansia yang tidak sempat keluar dan tenggelam," tuturnya. 

Meski begitu, ia mengaku masih bisa bersyukur karena saat kapal tenggelam beberapa papan triplek muncul dan benda tersebut menjadi penyelamat dirinya dengan beberapa menumpang lain. 

"Saat terbenam matahari kami mengambang berdekatan. Tapi setelah malam kurang penglihatan, dan ombak juga besar, teman-teman yang lain saat itu terpisah dan kami pertama yang diselamatkan sekitar jam 4 subuh. Yang lain ditemukan paginya," pungkasnya. 

Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya