Pasar Murah BI dan Pemko Banjarmasin, Kendalikan Inflas di Kota Seribu Sungai


hallobanua.com, BANJARMASIN - Pasar Murah dan Temu Responden 2022 yang digelar Kanwil Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) bersama Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin, di Ruang terbuka Taman Kamboja Banjarmasin, Senin (14/11/22), diserbu warga Kota Banjarmasin. 

Kegiatan yang langsung dibuka oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina itu sebagai aksi nyata Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). 

Setidaknya 90 pedagang dari berbagai skala usaha, mulai dari pasar swalayan, pedagang eceran, pelaku industri kreatif, hingga UMKM se-Kota Banjarmasin, ikut meriahkan pasar murah itu. 

Menurut Ibnu Sina, kegiatan pasar murah ini secara masif telah mampu meredam tekanan inflasi usai penyesuaian harga BBM. 

Ibnu pun mengapresiasi BI atas dedikasi, upaya, dan sinergi pengendalian inflasi yang telah dan akan terus dilakukan. 

Tak hanya itu, melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Banjarmasin, pihaknya telah melakukan 6 (enam) kali kegiatan Pasar Murah, dan hingga akhir tahun akan dilakukan 20 (dua puluh) kali lagi guna melindungi warga dari dampak kenaikan harga-harga. 

"Supaya dampaknya terasa masif, upaya pengendalian inflasi wajib dilakukan secara bersinergi, seperti halnya hari ini,” kata Ibnu Sina. 

Pihaknya juga mengapresiasi upaya BI dalam memantau aktivitas perekonomian dan dinamika harga lewat berbagai survei, serta mengajak responden BI untuk menjaga kualitas data dan informasi demi melahirkan kebijakan yang tepat dan akurat. 

Benar saja, diketahui Inflasi Banjarmasin pada Oktober 2022 sebesar 0,28% (mtm), jauh lebih rendah dibanding September 2022 sebesar 1,56% (mtm). 

Inflasi Banjarmasin yang kian terkendali turut menurunkan tekanan inflasi Kalsel, dari semula 1,42% (mtm) pada September 2022, menjadi 0,25% (mtm) pada Oktober 2022. 

Ke depan kata Ibnu, sinergi kebijakan antara Pemerintah Daerah dengan BI melalui TPID dan GNPIP dalam mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi agar segera kembali ke sasaran yang ditetapkan. 

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Selatan, Imam Subarkah mengatakan, Banjarmasin adalah penyokong utama ekonomi dan potret inflasi Kalsel. 

Hal itu tercermin dari pangsa ekonomi Kota Seribu Sungai yang mencapai 17,88% dari total perekonomian Kalsel, serta pangsa Nilai Konsumsi (NK) yang mencapai 83,40% dari total NK Kalsel. 
“Ke depan, risiko tekanan inflasi akan tetap ada, sehingga memerlukan upaya yang lebih serius melalui operasi pasar jelang Natal dan Tahun Baru, Kerja Sama Antar Daerah (KAD), dan subsidi ongkos angkut untuk menjaga kelancaran distribusi pasokan, khususnya pada komoditas pangan bergejolak seperti beras, daging sapi, kedelai, gula, bawang merah, dan aneka cabai,” ujar Imam Subarkah. 

Selain itu, demi mendorong produksi pangan unggulan seperti daging dan telur ayam agar bisa mencukupi kebutuhan konsumsi masyarakat, serta memperkuat komunikasi efektif lewat TPID guna menjaga ekspektasi inflasi masyarakat untuk memastikan inflasi agar kembali ke kisaran sasaran 3±1% pada 2023. 

Penulis : rian akhmad/may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya