Turunkan Stunting, Ini Intervensi Spesifik Dinkes Banjarmasin


hallobanua.com, BANJARMASIN - Upaya penurunan angka stunting rupanya turut dilakukan beberapa pihak. Salah satunya Yakni Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin. 

Diketahui, angka stunting di Kota Seribu Sungai telah mengalami penurunan. Dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting turun sebesar 5,4 persen. 

Dengan rincian yakni ditahun 2021 berada di angka 27,8 persen menjadi 22,4 persen di tahun 2022. 

"Angka 5,4 persen ini adalah angka penurunan stunting berdasarkan SSGI. Jadi untuk jumlah anak stunting nya tidak disebutkan dalam buku saku SSGI itu hanya persen saja," ungkap Kadinkes Banjarmasin, Muhammad Ramadhan, Jumat (07/04/23). 

Menurut Ramadhan, isu strategis Bidang Kesehatan ada 4 salah satunya adalah stunting. Intervensi penurunan stunting itu ada 2 yakni intervensi spesifik dan intervensi sensitif. 

"Intervensi spesifik 30 persen yang dilaksanakan olen sektor kesehatan, dan 70 persen intervensi sensitif dilaksanakan oleh lintas SKPD,"bebernya . 

Lantas, di Kota Banjarmasin pun kata dia, dalam upaya penurunan stunting telah dibentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S), yang dipimpin langsung Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor.

"Melalui tim ini Kota Banjarmasin berupaya menurunkan angka stunting," katanya. 


Lantas apa saja Intervensi spesifik yang dikaksanakan Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin? 

Menjawab itu Ramadhan mengaku setidaknya ada 19 langkah intervensi spesifik yang dilaksanakan pihaknya. Yakni sebagai berikut : 

1. Screning anemia pada remaja putri.
2. Konsumsi tablet tambah darah remaja putri 52 tabel selama 1 tahun.
3. Pemeriksaan kehamilan.
4. Konsumsi tabel tambah darah pada Ibu Hamil (Bumil) minimal 90 tablet selama hamil.
5. Pemberian makan tambahan bagi bumil Kekurangan Energi Kronik (KEK).
6. Pemantauan tumbuh kembang anak balita.
7. Memastikan bayi diberikan Air Susu Ibu (Asi) Secara Eksklusif.
8. Pemberian makan tambah pada balita baik PMT bahan pabrikan dari Kemenkes maupun PMT bahan lokal.
9. Peningkatan cakupan imunisasi.
10. Promosi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).
11. Deklarasi kelurahan ODF (buang air besar sembarangan)
12. Peningkatan kepesertaan PBI
13. Pelakasanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
14. Setiap 6 bulan bayi dan balita mendapatkan vitamin A.
15. Tata laksana gizi buruk. 
16. Promosi dan konseling Pemberian Makana Bayi Anak (PMBA).
17. Pelaksanaan kelas bumil dan kelas ibu balita.
18. 100 persen kelurahan di Kota Banjarmasin sudah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
19. Memberikan informasi atau pemahaman sasaran tentang stunting melalui pelaksanaan komunikasi efektif.
20. Pemenuhan antropometri SSI standar kemenkes di seluruh posyandu di kota Banjarmasin yang berjumlah 395 posyandu. 

Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya