Angka Kekerasan Perempuan Dan Anak Di Banjarmasin Masih Tinggi

hallobanua.com, BANJARMASIN - Kasus rudapaksa yang menimpa dua anak berinisial D (22) dan H (15) oleh ayah kandungnya AI (58) di Banjarmasin beberapa waktu lalu, menyita perhatian berbagai pihak. 

Benar saja, diketahui pelaku melakukan pemerkosaan terhadap dua anaknya sejak 2015 hingga April 2023 ini. 

Hal ini turut jadi perhatian Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin. 

Plt Kepala DP3A Banjarmasin, Helfianoor pun mengatakan, jajaran Pemko Banjarmasin prihatin akan hal tersebut. 

Saat ini pihaknya pun telah melakukan pendampingan kepada para korban. 

"Kami lakukan pendampingan tim Satgas pencegahan kekerasan anak dan perempuan," ungkap Helfi Jumat (19/05/23) lama tadi. 

"Mereka sudah aktif pendampingan mulai dari psikologis dan penyembuhan. Kemudian sekarang terkait dengan proses penyidikan oleh Polresta Banjarmasin," sambungnya. 

Kedua kakak beradik itu kata dia saat ini ditempatkan sementara di rumah keluarga. 

"Kondisinya masih dalam pendampingan tim ahli dan tim hukum di kepolisian," ujarnya. 

Selain itu, Helfi membeberkan, angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Seribu Sungai di 2023 ini setidaknya ada 19 kasus kekerasan anak dan 14 kasus untuk perempuan. 

"Sampai bulan ini memang sudah ada 33 kasus ditemukan, termasuk tambahan 2 kakak beradik yang sedak dilakukan oleh tim satgas dan tim penyidik. Kalau trennya memang ada peningkatan," tuturnya. 

Upaya pencegaha dari DP3A Banjarmasin untuk menekan angka kekerasan itu, yakni seperti mendorong masyarakat agar ikut serta konsen melaporkan jika adanya kekerasan terhadap perempuan dan anak. 

"Kemudian kami ada MoU dengan Dinas Pendidikan dan DPPKBPM terkait dengan sekolah siaga kependudukan. Disana kita berikan pemahaman kepada pelajar apa saja jenis kekerasan kepada anak dan perempuan," pungkas Helfi. 

Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya