Terungkap, Jasad Mengapung di Sungai Kawasan Banua Anyar Ternyata Pasien RSJ

hallobanua.com, BANJARMASIN - Jasad seorang laki-laki yang ditemukan mengapung di Sungai Martapura di kawasan Banua Anyar, Jumat (7/7/2023) kemarin, ternyata adalah seorang pasien dalam perawatan di RSJ Sambang Lihum. 

Diketahui, pria tersebut bernama Aspiani (44), warga Sungai Miai Dalam, Kecamatan Banjarmasin Utara. 

Sebelumnya, korban ditemukan mengapung oleh seorang warga Benua Anyar, Kelurahan Benua Anyar, Banjarmasin Timur bernama Ipul yang hendak berangkat memancing menggunakan klotok. 

Jasad Aspiani ditemukan dalam keadaan mengapung dan tertelungkup tanpa baju, hanya mengenakan celana pendek saja. 

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga korban, Salim, korban tersebut mempunyai gangguan kejiwaan. 

“Dirinya memang sering tidak pulang ke rumah,” ungkap Salim. 

Temuan mayat tersebut juga membuat geger Salim beserta keluarga lainnya. 

Sementara itu, Kasat Polairud Polresta Banjarmasin, AKP Dading Kalbu Adie, membenarkan adanya sosok mayat tersebut . 

“Identitasnya Aspiani, berusia 44 tahun, pihak keluarganya sudah mengetahui. Selain itu tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada dirinya,” pungkas Dading. 

Korban kata dia ternyata merupakan pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum yang sudah hilang sejak dua minggu yang lalu. 

“Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga korban, bahwa benar itu adalah Aspiani yang sedang alami gangguan jiwa, di rawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, namun menghilang,” katanya. 

Korban ditemukan oleh salah seorang warga yang hendak memancing di Sungai Martapura, tepatnya di sekitar muara Sungai Andai. 

“Saat itu, saksi melihat ada kepala yang mengambang di sungai. Kemudian dirinya mendekati dan benar bahwa yang dilihat adalah seorang mayat laki-laki,” terang Dading. 

“Melihat hal itu, saksi segera menarik mayat tersebut menuju perumahan warga di sekitar Benua Anyar untuk di evakuasi ke rumah sakit terdekat,” paparnya. 

Warga pun lanjut Kasat segera menyebarkan informasi tersebut ke grup relawan emergency untuk dilakukan tahap evakuasi. 

“Pihak keluarga juga menolak untuk dilakukan visum terhadap korban,” pungkasnya. 

Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya