Hingga Oktober Ini Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak di Banjarmasin Capai 101 Kasus

hallobanua.com, BANJARMASIN - Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Banjarmasin sampai bulan Oktober tadi jumlahnya 101 kasus. Data tersebut langsung di update Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Banjarmasin pada Rabu (01/11/2023) kemarin.

Kepala DP3A Banjarmasin, Muhammad Ramadhan menjelaskan, jika dilihat dari laporan korban kasus sejak Januari sampai Oktober 2023, angka tersebut sangat fluktuatif.

"Dari total 101 korban, dimana bulan Januari 9, Februari 6, Maret 9, April 5, Mei 22, Juni 9, Juli 16, Agustus 9, September 12 dan Oktober 4 sehingga yang cukup signifikan adalah di bulan Mei, Juli dan September dimana dari Januari sampai Oktober jumlah kekerasan terhadap Perempuan sebanyak 40 Korban, Anak Laki-Laki 20 Korban dan Anak Perempuan 41 Korban," ungkap Ramadhan, Kamis (02/11/2023).

Faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan itu ada berbagai macam. Mulai dari faktor internal, seperti karakter atau perilaku seseorang, motif perilaku tersebut, kondisi mental dan lainnya.

"Untuk faktor eksternal seperti status ekonomi dibawah rata-rata, pendidikan rendah, relasi kuasa, sampai stigma di masyarakat yang menganggap kekerasan adalah hal yang wajar. Kemudian ada faktor sosial dan lingkungan keluarga juga berpengaruh," tuturnya.

Lantas bagaimana upaya DP3A untuk meminimalisir kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Seribu Sungai ini?

Ramadhan bilang, sebagaimana yang diamanahkan oleh kementrian PPPA dalam mengurangi lonjakan kasus kekerasan dalam perempuan dan anak, yaitu dengan menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan pemahaman yang bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat agar menghindari perbuatan kekerasan.

"Dan tentu turut serta bertindak cepat dalam penanganan jika mendapati kekerasan melalui berbagai cara. Diantaranya sosialisasi serta edukasi di berbagai lapisan masyarakat seperti di kelurahan, sekolah, lembaga masyarakat dengan menyediakan metode serta materi menarik yang dapat diterima oleh masyarakat," urainya.

Kemudian ujarnya, mengelola forum aktivis peduli perempuan dan anak di masyarakat. Yakni PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat).

"Tidak lupa pula bersinergi dengan perangkat daerah maupun lembaga masyarakat dalam rangka menguatkan jejaring dan pengembangan lembaga terkait utk mengoptimalkan upaya tersebut," sambung Ramadhan.

Ramadhan pun berharap, sekarang ini masyarakat semakin sadar pentingnya menghindari perilaku kekerasan dalam bentuk apapun.

Kemudian melenyapkan stigma yang mewajarkan perilaku kekerasan baik dalam rumah tangga, lingkungan sekitar dan institusi pendidikan. 

"Selain itu juga menghilangkan pemikiran bahwa 'masalah rumah tangga orang adalah bukan urusan kita jadi sudah sepatutnya tidak turut campur'. Jika pemikiran ini terus dibiarkan maka kekerasan dalam rumah tangga akan menjadi semakin sulit diatasi dan dampaknya akan semakin memburuk," pungkasnya.

Penulis : Rian akhmad
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya