Gempa M 4,8 Getarkan Kalsel, Begini Penjelasan Dari Pakar Geografi ULM

hallobanua.com, BANJARMASIN - Gempa bumi dengan skala magnitudo 4,8 terjadi di Kalimantan Selatan (Kalsel) khususnya di wilayah Kabupaten Batola, Kabupaten Tapin, Kota Banjarbaru hingga Banjarmasin pada Selasa (13/2/2024) sekitar pukul 09.22 Wita.

Bahkan bukan hanya di Kalsel, gempa bumi tersebut juga sampai dapat dirasakan oleh warga di beberapa bagian wilayah di Kalimantan Tengah (Kalteng). 

Tentu sebagai pertama kalinya Kalimantan khusus Kalsel menjadi titik gempa warga merasa dikejutkan oleh peristiwa yang tidak biasa ini. 

Menanggapi hal tersebut, Pakar Geografi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof. Dr. Deasy Arisanty, M.Sc menjelaskan secara keilmuan bahwa gempa bumi tadi dapat terjadi di Kalsel adalah karena adanya sesar yang ternyata masih aktif. 

"Di wilayah kita ini ada sesar yang umurnya sekitar jaman tersier yang masih belum stabil, nah itu yang memungkinkan terjadinya pergerakan dan memicu gempa tektonik pagi tadi," tutur Pakar Geografi ULM. Selasa (13/2/2024). 

Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP ULM juga menjelaskan bahwa untuk sesar sendiri merupakan suatu peristiwa terjadinya kenaikan dan patahan di permukaan bumi. 

"Biasanya karena adanya tenaga endogen tenaga yang berasal dari dalam bumi. Ketika permukaan bumi mengalami pengangkatan maka akan terpatahkan juga. Nah itu yang membentuk sesar tadi," terangnya. 

Jika diliat dari citra satelit, menurutnya sesar aktif tersebut berasal dari pegunungan Meratus yang mengalami pergerakan dan gempa. 

"Kalau dilihat dari citra satelit, ada punggungan yang relatif lurus dari pegunungan Meratus yang merupakan ciri dari sesar," ucap Deasy. 

"Nah ternyata sesar tersebut masih aktif dan belum stabil hingga menimbulkan pergerakan dan gempa," tambahnya. 

Untuk gempa bumi skala 4,8 itu sendiri dapat terulang cukup kecil, namun mengapa di Kota Banjarmasin seperti sangat terasa? 

Ia menjelaskan gempa sangat terasa di Kota Banjarmasin sendiri karena material aluvium sebagai material endapan di wilayah Kota Banjarmasin. 

"Padahal kekuatan gempanya kecil yaitu 4,8 dan kedalaman 10 km itu masih dangkal, tapi kenapa di Banjarmasin bisa terasa? Itu karena dataran Banjarmasin merupakan dataran aluvial, tanah endapan dari sungai," jelasnya. 

"Nah di dataran aluvial basah ini gelombangnya lebih terasa ketimbang wilayah yang dataran yang lebih stabil atau tebal meskipun getarannya kecil, seperti ada katanya di Banjarbaru tidak terasa namun Banjarmasin sangat terasa ya karena hal tersebut," lanjutnya. 

Untuk peluang terjadi lagi gempa, Ia mengungkapkan jika sudah pernah kejadian maka kemungkinan besar dapat terjadi lagi meskipun tidak dapat diprediksi kapannya. 

"Jadi untuk peluang terjadi lagi pasti ada namun tidak dapat diprediksi kapan, karena sesar ini ada yang periodenya sampai ratusan tahun baru bergerak lagi. Beruntungnya kita sesarnya tidak besar serta tidak padat penduduk," bebernya. 

Deasy Arisanty juga mengatakan meskipun Kalimantan khususnya Kalsel dapat terbilang aman dari gempa bumi namun dari kejadian ini kita harus tetap siaga.
"Kita bisa mengantisipasi dengan memasang alat early warning sistem atau pendeteksi di sekitar sesar atau titik gempa tadi agar kedepannya dapat mengetahui kira kira kapan akan terjadi atau paling tidak dapat memprediksi," pungkasnya.

Penulis krisna
Kalsel
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya