hallobanua.com, BANJARMASIN - Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin terus berupaya mencari solusi terbaik dalam menangani permasalahan sampah yang kian kompleks.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan mempelajari teknologi insinerator yang sukses diterapkan di Pusteklim Yogyakarta.
Wali Kota Banjarmasin bersama Wakil Wali Kota dan jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasun baru-baru ini mengunjungi Pusteklim Yogyakarta untuk melihat langsung pengoperasian teknologi tersebut.
Kepala DLH Kota Banjarmasin, Alive Yoesfah Love, mengungkapkan bahwa mesin insinerator tersebut hanya mampu mengolah sampah residu.
"Jadi masih perlu alat lain lagi yaitu pemilah dan pencacah karena insinerator untuk residu saja," jelas Alive ditemui pada Kamis (20/03/2025).
Oleh karena itu, teknologi ini masih memerlukan kajian dan pertimbangan lebih lanjut agar sesuai dengan kebutuhan Kota Banjarmasin.
Alive menekankan pentingnya kehati-hatian dalam penerapan teknologi baru, mengingat investasi yang dibutuhkan cukup besar.
"Perlu dikaji lagi, jangan sampai kita terapkan sekarang ujung-ujungnya salah. Sayang dana kita terbuang sia-sia apalagi cukup besar. Jadi harus benar-benar untuk pengembangannya di Kota Banjarmasin," tegasnya.
Mesin insinerator yang dipelajari memiliki kapasitas pengolahan sampah antara 100 hingga 800 kilogram per jam.
Pemko Banjarmasin akan memilih mesin dengan kapasitas yang paling sesuai dengan kebutuhan kota.
Selain teknologi insinerator, Pemko Banjarmasin juga terus mencari solusi lain yang berpotensi mengurangi volume sampah secara signifikan.
Targetnya, sampah residu yang terbuang dapat ditekan hingga hanya 30 persen. Upaya pemilahan sampah di tingkat kelurahan juga terus dioptimalkan.
"Ya beda karakteristik pasti beda hasilnya. Bahkan di kelurahan sendiri penanganan sampah yang pantas di kelurahan A belum tentu tepat di kelurahan B. Tapi kami berusaha sebaik mungkin sampah di Kota Banjarmasin benar-benar tuntas," pungkas Alive.
Penulis : rian akhmad
Kota bjm