hallobanua.com, BANJARMASIN - Ramainya penjualan parsel dan hampers jelang Idul Fitri 1446 H ini, turut menjadi perhatian Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Banjarmasin.
Intensitas pengawasan terhadap makanan siap saji yang seringkali menjadi bagian dari parsel Lebaran pun mulai ditingkatkan.
Langkah ini diambil sebagai upaya preventif untuk melindungi konsumen dari potensi bahaya makanan yang tidak memenuhi standar keamanan.
Pengawasan yang dilakukan meliputi pengambilan sampel produk dari berbagai toko ritel modern di Banjarmasin.
Kepala BBPOM di Banjarmasin, Leonard Duma, menjelaskan bahwa meskipun tingkat kepatuhan pelaku usaha di Kalimantan Selatan secara umum sudah baik, pengawasan tetap diperlukan.
"Konsumen tidak tahu isi yang ada di dalam parsel. Oleh karena itu, pengawasan ini penting," tegasnya ketika dibincangi belum lama tadi.
Fokus pengawasan BBPOM adalah pada zat-zat berbahaya yang sering ditemukan dalam makanan, seperti pewarna kimia yang tidak diizinkan, penyalahgunaan formalin dan boraks, serta makanan kedaluwarsa yang dapat dikenali dari kondisi fisik kemasan.
"Misalnya, pewarna kimia seperti kesumba sering digunakan oleh oknum pelaku usaha. Ini yang harus diwaspadai," jelas Leonard.
Penggunaan bahan-bahan berbahaya tersebut sangat dilarang karena dapat menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
BBPOM akan mengambil tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang melanggar aturan, termasuk pemusnahan produk dan penindakan hukum.
Selain pengawasan, BBPOM juga aktif memberikan edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dalam memilih produk makanan yang aman.
"Kami ingin konsumen memiliki kesadaran untuk memeriksa kualitas dan keamanan makanan yang mereka konsumsi," pungkasnya.
Penulis : rian akhmad
Kota bjm