hallobanua.com, BANJARMASIN – Tak hanya fokus pada penanganan sampah secara umum, Ibnu Sina Foundation (ISFO) kini bergerak lebih dekat ke sumbernya.
Yayasan yang didirikan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina 2 periode ini, gencar melakukan sosialisasi pembuatan komposter kepada para pelaku usaha kuliner di kawasan Kampung Ketupat, Kecamatan Banjarmasin Tengah, baru- baru tadi.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya ISFO untuk mengubah paradigma pengelolaan sampah, khususnya sampah organik, menjadi sesuatu yang bernilai.
Dibantu Direktur Bank Sampah Induk Banjarmasin, Fathurrahman, Presiden ISFO, Ibnu Sina pun tampak bersemangat memberikan edukasi praktis mengenai cara membuat komposter aerob sederhana namun efektif kepada masyarakat dan para pemilik warung dan pedagang di Kampung Ketupat.
Mereka tak hanya menjelaskan teori, namun juga memberikan demonstrasi langsung langkah-langkah pembuatan komposter menggunakan bahan-bahan yang mudah didapatkan.
"Jadi sosialisasi itu dapat mengurangi sampah organik skala rumah tangga, sehingga dapat berkontribusi mengurangi timbunan sampah sampai 55 persen," ujar Ibnu, Senin (21/04/2025).
"Kami ingin mengubah pandangan bahwa sisa makanan itu adalah sampah yang tidak berguna. Dengan komposter, sisa-sisa organik ini bisa diolah menjadi pupuk kompos yang sangat bermanfaat, bahkan bisa menjadi nilai tambah bagi usaha mereka," sambungnya.
Diketahui, komposter aerob adalah metode pengomposan yang menggunakan oksigen untuk mempercepat proses penguraian sampah organik.
Metode ini memanfaatkan mikroorganisme yang membutuhkan oksigen (aerob) untuk membusukkan sisa makanan, daun kering, dan sampah organik lainnya.
Komposter aerob biasanya dirancang dengan sirkulasi udara yang baik untuk mendukung aktivitas mikroba.
Sementara itu, Direktur Bank Sampah Induk Banjarmasin, Fathrurrahman pun menyambut baik support dari ISFO yang memberikan komposter aerob ke beberapa tenant di kawasan kampung ketupat.
Kedepan, dirinya berharap seluruh tenant di kawasan Kampung Ketupat dapat memiliki pengolahan sampah organik mandiri, disamping adanya komposter aerob yang digunakan secara kolektif dari ISFO.
"Pertama itu kan 5 unit komposter aerob. Jadi 1 unit itu dapat digunakan 4 sampai 5 rumah tangga. Dan 1 unit itu bisa menghasilkan sekitar 50 sampai 100 kilogram pupuk kompos," paparnya.
Hal itu tentu saja bakal banyak menghasilkan sampah organik yang bisa langsung diproses setiap tenant.
Penulis : rian akhmad
Kota bjm