hallobanua.com, BANJARMASIN - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Kalimantan Selatan resmi menuntaskan proses identifikasi seluruh korban insiden jatuhnya helikopter di Tanah Bumbu (Tanbu) pada 1 September 2025 lalu.
Dua jenazah terakhir yang sempat belum teridentifikasi kini telah dipastikan identitasnya. Hal ini pun mengakhiri proses panjang dan penuh kehati-hatian dari petugas DVI.
Hal itu disampaikan langsung Kabid Dokkes Polda Kalsel, Kombes Muhammad El Yandiko, didampingi Kabid Humas Polda Kalsel, Kombes Adam Erwindi, dalam konferensi pers di RS Bhayangkara Banjarmasin, Sabtu (13/9/2025).
"Alhamdulillah, total delapan jenazah korban heli yang jatuh sudah berhasil diidentifikasi sesuai dengan manifest penumpang," ujar Yandiko saat konfrensi pers, di RS Bhayangkara, Sabtu (13/09/2025) siang.
Proses identifikasi dilakukan secara bertahap sejak 6 September. Tiga jenazah warga negara asing berhasil diidentifikasi lebih dulu melalui odontologi, properti, dan ciri fisik.
Disusul tiga jenazah lain pada 7 September. Dua jenazah terakhir akhirnya teridentifikasi setelah hasil pemeriksaan DNA dari Pusdokkes Polri keluar.
"Jenazah terakhir yang berhasil kami identifikasi yaitu ARP, laki-laki 45 tahun, warga Balikpapan, Kalimantan Timur, yang merupakan penumpang. Satu lagi adalah HT, 43 tahun, warga Batam, Kepulauan Riau, selaku pilot helikopter," jelas Yandiko.
Yandiko menegaskan bahwa identifikasi dua jenazah terakhir membutuhkan waktu karena kondisinya tidak memungkinkan untuk diidentifikasi secara fisik.
"Kami harus berhati-hati, jangan sampai salah menyerahkan jenazah ke keluarga. Identifikasi DNA memang membutuhkan waktu karena harus benar-benar valid," imbuhnya.
Dengan selesainya proses identifikasi ini, keluarga korban dapat menjemput jenazah masing-masing untuk dimakamkan. Operasi DVI Polda Kalsel pun dinyatakan resmi berakhir.
Sementara itu, untuk penyebab kecelakaan, Yandiko menyatakan hal tersebut marupakan ranah Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Untuk itu ranahnya ada di KNKT," pungkasnya.
Penulis : rian akhmad
Kalsel