hallobanua.com, BANJARMASIN - Permasalahan drainase masih menjadi masalah klasik bagi Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.
Pasalnya, drainase di Kota Seribu Sungai masih belum mampu maksimal menangani seperti genangan air bahkan ketika terjadi air pasang atau hujan deras dibeberapa kawasan.
Apalagi saat ini pemerintah Provinsi melaui Badan Meteoroli, Klimatologi da Geofisika (BMKG) Stasiun Banjarbaru mengeluarkan peringatan potensi luapan air laut atau banjir rob yang menerjang wilayah pesisir Kalsel seperti Kotabaru dan Banjarmasin.
Menyikapi itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin Suri Sudarmadiyah, mengtakan, perlu tampungan yang besar. Baik saat pasang surut atau sedimentasi buangan dari wilayah hulu.
Ia pun berencana, mengkolaborasikan antara drainase dengan trotoar yang ada. Misalnya di kawasan Lambung Mangkurat.
"Tahun ini ada pembenahan drainase yang menghambat akan kita tangani. Kita evaluasi, kita juga coba memanfaatkan pintu air. Misalnya dari arah Teluk Dalam ke kawasan Sabilal Muhtadin. Baik dari kapasitas kanal atau drainasenya,"ujarnya belum lama tadi.
Perempuan yang biasa disapa Yayah itu juga berencana memasang klep di pintu-pintu air.
Hal itu dilakukan untuk saat terjadi pasang, klep itu akan menahan air. Kemudian setelah surut akan terbuka secara sendirinya.
"Akan kita coba lakukan di kawasan-kawasan strategis. Drainase ini seperti saluran tersiernya yang mengarah ke sungai sebagai saluran premiernya," katanya.
Adapun penangananya, Yayah mengaku akan mengalokasikan dari dana APBD.
Disamping melakukan pembenahan, lanjutnya, pemeliharaan drainase secara rutin juga terus dilakukan. Yakni dengan menurunkan pasukan turbo.
Disamping pembenahan melalui APBD Kota, pihaknya juga mendapat bantuan dari Bank Dunia untuk mengendalikan genangan atau banjir rob.
"2023 akan dimulai pengerjaannya di kanal Veteran, Pekapuran dan Soetoyo S," tutupnya.
rian akhmad/ may
0 Komentar