Seniman Paracord Berprestasi, Bertahan di Masa Pandemi dengan Menganyam

 

hallobanua.com, BANJARMASIN - Siapa yang tidak mengetahui jenis tali paracord. Ya, tali paracord atau istilah dari Parachute Cord merupakan tali parasut yang biasa menjadi bawaan wajib oleh US Army sejak Perang Dunia II, guna kebutuhan bertahan hidup saat bertugas di lapangan. 

Namun, di tangan seorang pria Banjarmasin bernama Surya Tajudin, tali paracord bisa dijadikan sebuah seni yang tidak ada batasannya. 

Malah, pria disapa Surya Mud itu menjadi orang pertama di Kalimantan Selatan (Kalse) yang membuka galeri seni ikat-mengikat tali paracord sekaligus menjadi tempat untuk menjual karyanya sejak tahun 2016, dengan nama Paraborneo. 

"Kita sudah mulai mempelajari paaracord sejak tahun 2016 lalu," ungkap pria 38 tahun itu saat dikunjungi di galerinya. 

Terlihat di galeri Paraborneo berlokasi di Jalan Perdagangan II nomor 17, Kelurahan Sungai Miai, Kecamatan Banjarmasin Utara itu, atau tepatnya satu bangunan dengan cafe Paradise.bdj. 


Banyak hasil karya baik gelang, kalung, gantungan kunci, strap jam tangan serta aksesoris lainnya buatan ayah 1 anak itu. 

"Produk yang paling banyak dicari sampai sekarang kostumer adalah tali jam tangan. Untuk harga juga bervariasi, tergantung dengan variasi simpul yang dipakai," ungkapnya. 

Selain jam tangan dan gelang, ia juga sempat membuat tali scarf masker yang dibuat dengan variasi simpul yang ramai dicari warga semenjak pandemi Covid-19 melanda Kota Banjarmasin. 

Ia bilang, kreasi paracord sama dengan seni-seni lainnya yang tidak memiliki batasan, alias tergantung dengan imajinasi dari senimannya sendiri. 

Bahkan, terpampang hasil anyaman dirinya yang sampai tembus juara berkelas internasional. 

Ia membeberkan, selama 6 tahun jadi seniman paracord, Surya sudah memenangi perlombaan seni paracord, 3 lomba nasional dan 3 lomba internasional. 

"Karena paracord ini kan kelasnya memang sudah dunia, tiga lomba yang saya menangi itu di tahun 2018, 2019, dan terakhir 2021," bebernya. 

Meski sudah banyak menorehkan prestasi di usia usaha yang bisa terbilang masih muda, Paraborneo masih minim perhatian dari pemerintah. 

Selama 6 tahun kata dia, baru sekali dirinya mendapat bantuan modal dari pemerintah daerah yang disalurkan melalui kecamatan. Padahal usaha milik Surya ini juga terdampak akibat adanya pandemi. 

Namun hingga saat ini belum ada keinginan pemerintah untuk melirik usahanya agar bisa dikembangkan lebih baik lagi. 

"Kita selalu terkendala di batasan usia usaha. Padahal kita juga ingin dikenal lebih luas oleh masyarakat, dan anyaman kita juga bisa dikolaborasikan dengan karya lainnya seperti tas purun yang saat ini sedang gencar dipromosikan," tuntasnya. 

Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya