Dampak Wabah PMK, Stok Sapi di Banjarmasin Kosong

hallobanua.com, BANJARMASIN- Stok hewan ternak sapi di Kota Banjarmasin saat ini kondisnya terbilang belum cukup aman. 

Diketahui hal itu terjadi karena dampak Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di beberapa provinsi di Indonesia. 

Hal itu pun dibenarkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Makhmud. 

Pasalnya, beberapa hari terakhir kata dia banyak warga yang kesulitan mencari hewan kurban khususnya sapi agar bisa melaksanakan ibadah kurban pada puncak perayaan hari raya Idul Adha tahun ini. 

Ia pun mewajari ketika dalam beberapa hari terakhir ada warga yang kesulitan mencari sapi untuk disembelih sebagai hewan kurban pada pertengahan bulan Dzulhijjah nanti. 

"Karena sapinya memang belum ada, makanya pedagang tidak berani menerima bookingan atau pesanan dari warga," ucapnya Makhmud, saat dihubungi melalui sambungan telepon. 

Selain itu, para penjual sapi pun kata dia juga tidak berani menerima DP atau uang muka dari warga lantaran belum ada kepastian ketersediaan sapi yang akan dijual. 

Makhmud bilang, kondisi ini tidak terlepas dari dampak adanya kebijakan lockdown penjualan sapi ke luar daerah akibat wabah PMK, terutama provinsi yang menjadi pemasok utama sapi ke Kota Banjarmasin, seperti Madura, Provinsi Jawa Timur (Jatim). 

Meski begitu, ia menjanjikan stok sapi masih aman untuk keperluan kurban di Kota Banjarmasin. 

"Insyaallah Stok kurban insyaallah ada aja, cuma sekarang memang belum datang sapinya," bebernya. 

Ditanya kapan pasokan sapi yang ia maksud itu tiba di Banjarmasin? Makhmud tidak bisa memastikan hal tersebut. 

"Tapi, dalam minggu ini ada datang dari Provinsi NTT (Nusa Tenggara Timur) dan NTB (Nusa Tenggara Barat)," imbuhnya. 

Adanya keterlambatan pasokan sapi ini kata dia juga dikarenakan proses yang harus dilalui oleh pemasok. 

Seperti harus melengkapi berkas atau dokumen kesehatan sapi-sapi yang dikirim 

"Soalnya sapi-sapi yang masuk harus dipastikan sehat dulu. Sehingga harus melalui proses karantina dan pemeriksaan kesehatan lainnya. makanya lambat sampai sini," tukasnya. 

Meski ada, ia memprediksi sulitnya ketersediaan sapi di Kota Seribu Sungai ini bakal berpengaruh terhadap harga jual sapi. 

"Jelas berpengaruh. Karena sesuai dengan hukum ekonomi, harga akan melambung ketika permintaan yang tidak sebanding dengan ketersediaan," pungkasnya. 

Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya