BBM Naik, Sopir Angkot Semakin Terbebani


hallobanua.com, BANJARMASIN - Kenaikan harga BBM cukup berdampak, masyarakat sebagai konsumen sangat menyayangkan naiknya harga BBM tersebut, salah satunya para sopir Angkutan Kota (Angkot). 

Merespons kenaikan harga BBM bersubsi itu, para sopir angkot yang mangkal di Halte Sentra Antasari Banjarmasin menceletuk bahwa mereka sudah mendapatkan Kartu Indonesia Sabar. 

“Kami sudah dapat Kartu Indonesia Sabar dari pemerintah. Apapun yang naik, kami selalu diminta bersabar,” ungkapnya saat ditemu awak media di terminal. 

Tentunya, kebijakan ini membuat nasib sopir angkot di Banjarmasin semakin merasa terbebani. 

Abdul Muin, salah satu sopir angkot jurusan Banjarmasin-Gambut mengatakan, sebelum tarif BBM subsidi naik, penghasilan para sopir angkot sudah merosot. 

"Pendapatan dan pengeluaran sudah tak sebanding. Hampir setiap hari tidak bisa menutup modal untuk setoran,” keluhnya. 

Pria berusia 55 tahun itu mengaku dalam sehari bekerja paling banyak mendapat 4 orang penumpang. Kondisi tersebut memaksa dia mencari pinjaman, demi memenuhi kebutuhan keluarga. 

“Untuk bisa menutupi biaya operasional dan setoran, mestinya minimal harus mengangkut 10 penumpang,” katanya. 

Oleh karena itu, para sopir angkot di Halte Sentra Antasari Banjarmasin pun berencana menaikkan tarif yang sebelumnya Rp6.000 menjadi Rp7.000 per orang. 

“Sebenarnya berat, karena tarif tidak naik saja jumlah penumpang sudah alakadarnya,” tuturnya. 

Muin mengatakan, para sopir angkot juga mengaku kesulitan untuk membeli Pertalite di SPBU dikarenakan aturan terbaru. 

Pembelian BBM bersubsidi saja katanya pihaknya  harus menggunakan kode batang atau barcode melalui smartphone. 

“Sedangkan kami masih banyak yang belum menggunakan android,” pungkasnya. 

Pria yang sudah menekuni profesi sopir angkot sejak 15 tahun terakhir itu pun berharap agar ada kebijakan khusus bagi sopir angkot untuk membeli BBM bersubsidi di SPBU. 

Diketahui, sejak Sabtu (03/09/22) kemarin, pemerintah resmi menetapkan tarif Pertalite di angka Rp 10.000 per liter, dari sebelumnya Rp7.650. 

Sedangkan Solar Subsidi dari Rp5.150 menjadi Rp 6.800 per liter, dan Pertamax yang sebelumnya Rp12.500 sekarang Rp 14.500 per liter. 

Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya