Dit Intelkam Polda Kalsel Ajak Masyarakat Tangkal Intoleran, Radikalisme dan Terorisme


hallobanua.com, BALANGAN - Anjangsana jajaran Direktorat Intelkam Polda Kalsel ke sejumlah pengurus dan jemaah masjid dalam rangka sosialisasi pentngnya  keamanan, ketertiban dan kenyamanan dalam bermasyarakat, kembali berlanjut. 

Kali ini giliran pengelola dan jamaah Mushalla Al Imam An Nawawi, di Kecamatan Batumandi Kabupatan Balangan, mendapatkan kunjungan silaturahmi dari Polda Kalsel, Sabtu (25/2/2023). 

Diawali dengan sholat maghrib berjamaah. dan dilanjutkan mengikuti kajian kitab Ahlisunnah Wal Jama’ah oleh Ustadz Abu Zamzam Febri Al Banjari, rombongan Direktorat Intelkam Polda Kalsel, memulai 
Silaturahminya. 

Iptu Agus Murti Widodo dari Direktorat Intelkam Polda Kalsel menyampaikan, terimakasih kepada pengurus dan jamaah Mushalla Al Imam An Nawawi Batumandi, terlebih khusus kepada Ustadz Abu Zamzam Febri Al Banjari yang menerima silaturahmi pihaknya. 

"Disini kami hanya berpesan untuk bersama-sama menjaga sitkamtibmas di wilayah Kalsel serta membantu dalam menanggulangi intoleran, radikalisme dan terorisme," tuturnya. 

Menurutnya, hal ini dilakukan pihaknya sebagai langkah antisipasi terhadap intoleransi, radikalisme dan terorisme harus dimulai sedini mungkin dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi. 

Saat ini kelompok radikalisme menyasar sekolah, perguruan tinggi hingga pesantren, dan tempat ibadah. 

"Diantara ciri anak yang terpapar paham radikal keagamaan yaitu mereka sudah tidak taat, tidak hormat, berani dengan orang tua dan Intoleran terhadap keragaman perbedaan jika sudah menemukan ciri itu harap mewaspadai, dan bisa melapor kepada aparat keamanan," terang Iptu Agus. 

Sementara itu, dalam kajian keislamanan yang disampaikan oleh Ustadz Abu Zamzam Febri Al Banjari,  mengajak jamaah untuk mensyukuri keamanan dan kedamaian negara saat ini.

"Dengan keamanan kita bisa beribadah dengan tenang dan nyaman," tuturnya, melalui siaran pers Dit Intelkam Polda Kalsel, Sabtu (25/02/2023). 

Selain itu Ia juga menyinggung terkait jihad yang dinilai banyak disalah artikan, bahkan membolak-balikan ayat-ayat al qur’an dan assunah. 

"Khususnya terkait jihad, dimana mereka menganggap bahwa pemerintah (Presiden) dengan rakyatnya adalah kafir, inilah pemahaman ayat yang tidak benar contohnya dalam pemahaman surah al maidah ayat 44," bebernya 

Kesalahan dalam pemahaman ayat tersebut menurutnya, karena tidak memahami kaidah dan pemahaman para sahabat, banyak kitab-kitab tafsir alim ulama ahlusunah wal jamaah. 

Selain itu ia juga memaparkan terkait aksi teroris, yang sebenarnya sudah ada sejak jaman para sahabat, yang dinilai juga karena salahnya pemahaman dalam surah Al Maidah ayat 44 itu. 

"Sebagai contoh Ain Bin Abdul Tholib (orang yang dicintai oleh Nabi karena dirinya dicintai oleh Allah) telah dibunuh oleh Abdul Rohman Bin Mujab (salah seorang tokoh teroris awal dimasa hidupnya para sahabat) yang menganggap darahnya halal untuk dibunuh," papar Ustadz Abu Zamzam. 

Dilanjutkanya, sejarah perkembangan teroris di Indonesia berawal dari Gerakan Darul Islam (DI) adalah gerakan politik yang tujuannya mendirikan Negara Islam Indonesia, Gerakan DI memiliki pasukan bernama Tentara Islam Indonesia (TII). 

Di Kalimantan menurutnya ada Ibnu Hajar, di Sulawesi ada Kahar Mujakar, di Aceh ada Daud Beren, sebagian dari mereka membentuk wadah baru bernama NII dan dekalarasinya di Tasikmalaya. 

"Banyak tokoh-tokoh kita menyampaikan bagaimana penyimpangan dari kelompok tersebut hingga mereka berpecah dan membentuk kelompok-kelompok baru (radikal) yang melakukan kegiatan secara sembunyi-sembunyi bahkan tertutup dimana mereka selalau mengkafirkan pemerintah, thogut, dzolim dan menghalalkan darah muslimin yang tidak berpihak kepada mereka untuk dibunuh," bebernya.

Tim liputan/ may
Kalsel
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya