hallobanua.com, BANJARMASIN - Seiring meningkatnya penderita penyakit Tuberkulosis (TB) turut menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin.
Benar saja, menurut Ketua Perhimpunan Dokter Paru Seluruh Indonesia (PDPI) Cabang Kalimantan Selatan, dr. Isa Ansori, Indonesia berada diperingkat kedua TB di Dunia.
Lantas, kewaspadaan resiko penularan pun penting untuk dilakukan untuk memutus penyebaran penyakit ini.
"Kita dapat menghentikan penyebaran penyakit ini dengan cara terus bersama peduli terhadap TB dari resiko penularan, hingga pengobatan mencegah kematian," ujarnya saat kegiatan workshop dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis sedunia 2023 di Rattan Inn Banjarmasin Sabtu (18/03/23).
Oleh sebab itu, jajaran DPDI Cabang Kalimantan Selatan, bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarmasin mengadakan workshop ini untuk memberikan sosialisasi betapa pentingnya pencegahan penyakit TB.
"Ayo bersama akhiri tuberkulosis, Indonesia bisa," tutur Dokter spesialis paru itu.
Sementara itu, Sekretaris Dinkes Kota Banjarmasin, dr Dwi Atmi Susilastuti mengakui jika ada peningkatan terduga TB setiap tahunnya.
"Jumlahnya terduga TB tadi tahun 2020 yang terduga yakni 5.413, terduga tahun 2021 yakni 8.515 terduga TB dan tahun 2022 yakni 12.477 terduga TB," bebernya.
Menurutnya, pihaknya memang harus mencari terduga TB sebanyak-banyakanya agar bisa mengendalikan penyakit tersebut.
"Jangan sampai ada yang tersembunyi ternyata menularkan," jelasnya.
Sedangkan untuk penyembuhan atau treatment orang terjangkit TB kata Atmi, untuk tahun 2020 yakni sebanyak 730 diobati. Tahun 2021 sebanyak 912 dan tahun 2022 yakni sebesar 1959 orang.
"Jadi sebenarnya prestasinya itu ya menemukan sebanyak banyaknya. Bukan berarti naik itu jelek," tuturnya.
Sedangkan angka kematian penyakit TB dari treatment di Kota Seribu Sungai ini kata dia yakni sebesar 3 persen dari angka 1959.
Penulis : rian akhmad/ may
Kota bjm
0 Komentar