Dampak Cuaca Ekstrim, Pasien RSUD Sultan Suriansyah Bertambah

hallobanua.com, BANJARMASIN - Cuaca panas saat ini sedang melanda beberapa wilayah di Indonesia.

Termasuk di Banjarmasin. Cuaca panas menyengat sangat terasa di Kota Seribu Sungai beberapa hari ini.

Cuaca ekstrim ini ternyata juga berdampak terhadap kesehatan masyarakat.

Buktinya, Direktur RSUD Sultan Suriansyah, Muhammad Syaukani membeberkan, peningkatan pasien dirawat terjadi di RSUD Sultan Suriansyah.

"Saat Idul Fitri ini, kita periksa banyak pasien yang dirawat dari kalangan anak-anak usia 1 hingga 2 tahun," ucapnya Selasa (25/04/23).

Ia bilang, kasus yang paling banyak diderita pasien yaitu Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau yang biasa dikenal DBD dan Diare.
 
"Hal itu nemang dampak cuaca musim pancaroba ini," tegasnya.

Oleh sebab itu, Ia pun menyarankan kepada masyarakat agar memperbanyak minum air putih agar tidak dehidrasi.

Tak hanya itu, ia juga menyarankan untuk menggunakan pelindung ketika beraktivitas diluar rumah. Seperti menggunakan payung dan sunscreen.

"Kita harap masyarakat bisa menjaga kesehatan saat cuaca seperti ini," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya, Kepala Stasiun BMKG Kalsel, Goeroeh Tjiptanto mengakui, secara umum memang di Kalimantan Selatan (Kalsel) sebagai daerah di khatulistiwa setiap jam 10.00 - 13.00 wita ada peningkatan indeks UV, yaitu dengan nilai 8-11 (warna merah hingga Ungu).

Kondisi Panas juga disebabkan banyaknya awan hujan, karena proses konvergensi (masih musim hujan). Sehingga panas matahari yang dipantulkan ke langit terhalang oleh awan tersebut.

"Akibatnya panas laten kita rasakan baik pada siang ataupun malam harinya," ujarnya, dikutip dari Smart FM Banjarmasin, Selasa (25/04/23).

Ia menambahkan, fenomena udara panas yang terjadi di kalsel belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas karena tidak memenuhi kejadian ekstrim maximum yang pernah terjadi.

Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah kalsel Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.

"Sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya," tuntasnya.

Penulis : rian akhmad/rian
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya