DP3A Banjarmasin Klaim Kekerasan Anak dan Perempuan Menurun

hallobanua.com, BANJARMASIN - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Banjarmasin mengklaim jika angka kekerasan terhadap perempuan dan anak tahun 2023 tadi mengalami penurunan.

Kepala DP3A Banjarmasin, Muhammad Ramadhan mengatakan, jika dilihat dari laporan korban kasus kekerasan perempuan dan anak sejak Januari sampai Desember 2023 sangat fluktuatif.

Dari data yang ditangani Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perempuan dan Anak Kota Banjarmasin, tahun 2023 tadi jumlahnya sebanyak 132 kasus kekerasan dengan rincian kekerasan anak laki-laki sebanyak 30, anak perempuan 55 dan perempuan sebanyak 47 kasus.

Sedangkan pada tahun 2022 lalu, jumlah kasus kekerasan seluruhnya yakni sebanyak 156 kasus. Dengan rincian kekerasan anak laki-laki berjumlah 45 kasus, anak perempuan 55 kasus dan perempuan sebanyak 56 kasus.

"Faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan itu berbagai macam, ada faktor internal, seperti karakter atau perilaku seseorang, motif perilaku tersebut, kondisi mental dan lainnya," ungkap Ramadhan di Balai Kota Bajarmasin, Senin (29/01/2024)

Untuk faktor eksternal seperti status ekonomi dibawah rata-rata, pendidikan rendah, relasi kuasa, sampai stigma di masyarakat yang menganggap kekerasan adalah hal yang wajar.

"Jadi itu faktor sosial dan lingkungan keluarga juga berpengaruh," ujarnya.

Upaya DP3A sebagaimana yang diamanahkan oleh kementrian PPPA dalam mengurangi lonjakan kasus kekerasan dalam perempuan dan anak adalah dengan menumbuhkan kesadaran serta meningkatkan pemahaman yang bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku masyarakat agar menghindari perbuatan kekerasan.

"Serta bertindak cepat dalam penanganan jika mendapati kekerasan melalui berbagai cara diantaranya sosialisasi serta edukasi di berbagai lapisan masyarakat seperti di kelurahan, sekolah, lembaga masyarakat dengan menyediakan metode serta materi menarik yang dapat diterima oleh masyarakat," bebernya.

Tak hanya itu, pihaknya juga mengelola forum aktivis peduli perempuan dan anak di masyarakat. Yakni Perlindangan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). 

"Tidak lupa pula bersinergi dengan perangkat daerah maupun lembaga masyarakat dalam rangka menguatkan jejaring dan pengembangan lembaga terkait utk mengoptimalkan upaya tersebut," tuturnya.

Terakhir, dalam era sekarang ini diharapkan masyarakat semakin sadar pentingnya menghindari perilaku kekerasan dalam bentuk apapun.

Kemudian ujarnya melenyapkan stigma yang mewajarkan perilaku kekerasan baik dalam rumah tangga, lingkungan sekitar dan institusi pendidikan. 

"Selain itu juga menghilangkan pemikiran bahwa 'masalah rumah tangga orang adalah bukan urusan kita jadi sudah sepatutnya tidak turut campur'. Jika pemikiran ini terus dibiarkan maka kekerasan dalam rumah tangga akan menjadi semakin sulit diatasi dan dampaknya akan semakin memburuk," pungkasnya.

Masyarakat ujar Ramadhan, hendaknya juga turut aktif dalam keterlibatan pencegahan dan penanganan kekerasan pada perempuan dan anak agar dapat menumbuhkan kepedulian antar sesama sehingga perilaku kekerasan pun dapat ditanggulangi. 

Penulis : rian akhmad
Kota bjm
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar

Hallobanua

Follow Instagram Kami Juga Ya