hallobanua.com, BANJARBARU - Kementerian Agama Republik Indonesia bekerja sama dengan Unilever Indonesia melalui brand Lifebuoy menggelar program "Pesantren Sehat Lifebuoy" yang diikuti sebanyak 700 orang santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, Kota Banjarbaru, Selasa (27/2/2024).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan santri, dengan diisi kegiatan pelatihan dan edukasi kesehatan guna cetak Duta Santri.
Kepala Bidang Pendidikan Agama dan Keagamaan Islam Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan Ahmad Sawiti menyambut dengan baik program ini dan mendapatkan tanggapan positif dari para guru dan para santri karena merasakan ilmu baru terutama terkait dengan perilaku hidup dan sehat.
"Terima kasih kepada Unilever Indonesia dengan diadakannya program ini dan diharapkan dapat diterapkan lebih luas lagi. Tudak hanya berjalan di 1 atau 2 pesantren, tapi lebih merata lagi," ucap Ahmad Sawiti Rabu (28/2/2024).
Pimpinan Ponpes Thayassus Diniyyah Darussalam, Martapura, KH. Ahmad Tarhib mengapresiasi program ini karena kegiatan yang diberikan sesuai dengan visi dan misi pesantren dan juga ajaran Islam, yakni bahwa setiap manusia bisa hidup sehat dengan cara menjaga kebersihan dan mandi dengan memakai sabun.
"Kebersihan ini juga harus setiap hari, tidak hanya pada saat menyambut bulan Ramadan. Momennya memang sangat pas diadakan menjelang Ramadan, jadi mengingatkan kita akan kebersihan bukan hanya jasmani, tapi juga rohani," ujarnya.
Salah satu langkah utama dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 momen penting, yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian.
Secara terpisah, Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia, Erfan Hidayat menjelaskan peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area Pesantren. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.
"Sejak tahun 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri dan santri putri di Indonesia," paparnya.
"Di tahun ini program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Banjarbaru dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, training for trainers (kepada santri dan santri putri, ustadz, dan ustadzah), edukasi CTPS dengan baik dan benar, hingga pemeriksaan kesehatan. Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan dengan Pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan 1 juta santri dan santri putri di lebih dari 1.500 pesantren," lanjutnya.
Interaksi intens antarmasyarakat pesantren menjadikan pesantren unit pendidikan yang berpotensi efektif dalam membiasakan CTPS di 5 momen penting melalui metode peer-to-peer learning, dimana mereka saling mencontohkan dan meniru berbagai perilaku positif.
Diketahui, Program Pesantren Lifebuoy dibagi menjadi dua tahap yaitu pemilihan Duta Santri oleh pihak Pesantren sebagai peer educator yang akan mendapatkan pelatihan tentang PHBS, terutama CTPS, oleh dokter dari PDUI.
Tahap berikutnya, Duta Santri akan kembali ke pesantren untuk dapat memulai melakukan Gerakan 21 Hari Pembiasaan CTPS bersama santri/santri putri lainnya.
"Dengan dilaksanakannya program Pesantren Sehat Lifebuoy di Banjarbaru, kami berharap dapat melahirkan agen-agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan pesantren maupun masyarakat yang lebih sehat. Di tahun 2024, program sudah berjalan di Semarang, Jakarta, Bandung dan saat ini di Banjarbaru, dan akan berjalan di berbagai kota lain di Indonesia, antara lain Palembang, Lampung, Makassar, Bengkulu, dan Padang," pungkasnya.
Penulis krisna
Kota banjarbaru
0 Komentar